Monday, February 22, 2010

ALAM BARZAH

Pengarang: Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London)
Terjemahan oleh: Ir. Gusti Noor Barliandjaja and Muhammad Arifin M.A. (Madinah)

Alam Barzah adalah kurun waktu (periode) di antara saat kematian manusia di dunia ini dengan saat pembangkitan (dihidupkannya kembali) manusia di Hari Pembalasan. Kita tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam periode ini. Namun demikian, kita dapat menyimak dari berbagai ayat didalam kitab suci Al-Qur-an dan Hadits Nabi Muhammad SAW mengenai periode ini. Sebagai contoh, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-An’aam Ayat 93

Jika saja kamu dapat melihat betapa dahsyatnya saat orang-orang zalim didalam sakaratul maut, Para malaikat memukul dengan tangan mereka (seraya berkata), “Keluarkanlah nyawamu! Di hari ini kamu akan dibalas dengan siksa yang menghinakan; karena perkataan-perkataanmu yang selama ini kamu ucapkan perihal Allah yang tidak benar, dan kamu selalu sombong terhadap petunjuk (ayat-ayat)-Nya.”
Jelaslah dari ayat ini bahwa manusia bisa mendapatkan hukuman diwaktu kematian mereka.
Begitu juga dengan firman Allah SWT didalam Surat Al-Anfal ayat 50 51:

Jika saja kamu dapat melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir di saat kematian mereka, seraya memukul wajah dan punggung mereka (sambil berkata), “Rasakanlah olehmu siksa yang membakar.
Yang demikian itu akibat dari perbuatanmu sendiri (semasa hidupmu). Sesungguhnya Allah tidaklah sekali-kali berbuat aniaya terhadap hamba-hamba-Nya.
Jelaslah sudah dari dua ayat diatas bahwa, kita tidak bisa melihat apa yang terjadi pada kurun waktu itu. Bahkan Nabi Muhammad SAW pun tidak bisa menyaksikan bagaimana para malaikat menyiksa orang-orang kafir di pertempuran Badar. Peristiwa yang tidak tampak oleh mata ini di jelaskan kepada kita sebagai wujud kasih-sayang Allah SWT, untuk petunjuk bagi kita. Lebih lanjut para ulama menjelaskan, bagian ayat “rasakanlah olehmu siksa yang membakar”, bahwa para malaikat mencambuk para kafirin dengan batang baja yang membara ke wajah dan punggung mereka.
Allah SWT menjelaskan perihal penenggelaman para pengikut Fir’aun didalam Surat Nuh Ayat 25:

Mereka ditenggelamkan akibat dosa-dosa yang telah mereka lakukan, kemudian mereka dimasukkan kedalam api neraka. Maka tiadalah mereka dapati penolong selain Allah.
Disini lebih jelas disebutkan bahwa pengikut Fir’aun dilemparkan kedalam api neraka setelah mereka ditenggelamkan didalam air (laut), menunjukkan bahwa ada hukuman yang langsung dijatuhkan ketika kematian itu datang. Menarik untuk digaris-bawahi bahwa hukuman api neraka disebutkan bersama-sama dengan penenggelaman kedalam air. Imam Razi mengatakan bahwa hal ini merupakan bukti kuat adanya hukuman di alam Barzah maupun didalam kubur. Beliau menegaskan, penggunaan kata “fa” dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa hukuman api neraka itu telah ditimpakan segera setelah penenggelaman mereka. Jadi, disini tidak merujuk pada hukuman pada Hari Pembalasan.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ghafir (disebut juga Al-Mu’min) Ayat 45, 46:

Maka, Allah telah menyelamatkannya dari tipu daya jahat yang mereka rancang (terhadapnya), dan Fir’aun beserta pengikutnya dikelilingi oleh adzab yang amat buruk.
Api neraka dinampakkan kepada mereka pada pagi dan petang. Dan pada saat Hari Pembalasan tiba (diperintahkan kepada malaikat): “Masukkanlah para pengikut Fir’aun kedalam siksa yang amat pedih.”
Dari ayat ini, sekali lagi terbuktikan adanya hukuman untuk orang-orang kafir didalam kubur, selain dari hukuman yang akan diterima mereka di Hari Pembalasan.
Abdullah bin Mas’ud RA menerangkan, bahwa ayat ini menyatakan ruh para pengikut Fir’aun dibawa menuju neraka dalam bentuk burung-burung hitam setiap pagi dan petang. Kepada mereka itu dikatakan bahwa, inilah tempat tinggal mereka yang terakhir. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Takatsur Ayat 1~4:

Bermegah-megahan duniawi telah melalaikanmu. Sehingga kamu masuk kedalam kubur. Janganlah begitu, kamu akan segera mengetahuinya (akibat perbuatanmu itu). Sekali lagi, janganlah begitu, kamu akan segera mengetahuinya.
Disini terdapat pengulangan kalimat ‘Kamu akan segera mengetahuinya’. Khalifah ‘Ali RA menjelaskan hal pengulangan kalimat ini, sebagaimana diriwayatkan oleh Zir bin Hubeisy RA, bahwa kalimat pertama merujuk kepada siksa kubur dan yang ke-dua merujuk kepada Hari Pembalasan.
Pada akhirnya, Allah SWT menegaskan didalam Al-Qur’an (Surat Thaahaa Ayat 124):

Barang siapa berpaling dari mengingat-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan pada Hari Pembalasan, Kami akan membangkitkannya dalam keadaan buta.
Ibnu Mas’ud RA dan Abu Sa'id Al-Khudri RA mengatakan bahwa arti ungkapan ‘hidup yang sempit’ adalah siksa kubur. Begitu juga, Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda mengenai arti kalimat diatas adalah, Allah SWT akan mengirim 99 ekor ular ke dalam kubur orang-orang kafir. Ular-ular ini terus-menerus menggerogoti tubuh orang kafir itu hingga Hari Pembalasan tiba.
Lalu apa yang terjadi dengan jiwa seseorang setelah mati? Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ketika jiwa seseorang yang beriman meninggalkan jasadnya, ia diangkat ke langit oleh dua malaikat. Malaikat-malaikat itu berkata, jiwa yang shaleh (baik) telah kembali dari bumi. Semoga Allah SWT memberkahimu dan tubuh yang dulu biasa kau tempati. Jiwa itu kemudian dihadirkan kepada Allah SWT. Kemudian Allah memerintahkan, “Tempatkan jiwa ini di Sidratul-Muntaha sampai datangnya Hari Pembalasan.

Ketika jiwa orang kafir keluar dari jasadnya, para malaikat mengatakan bahwa jiwa yang buruk telah kembali dari bumi. Para malaikat mengutukinya dan bau busuknya menyebar ke segala penjuru. Allah SWT memerintahkan kepada para malaikat agar menempatkannya didalam Sijjin. Jadi, Sijjin adalah suatu tempat dimana jiwa dan amal perbuatan orang-orang kafir disimpan. Rasulullah SAW menutupkan pakaian ke hidung beliau untuk menggambarkan betapa busuknya bau jiwa seorang kafir. (H.R. Muslim)
Ada beberapa hadits yang menerangkan lebih lanjut perihal periode di alam kubur.

Anas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ketika seseorang selesai dikuburkan setelah kematiannya dan keluarga serta teman-temannya telah meninggalkan kuburnya, ia bisa mendengar suara langkah-langkah kaki yang pergi meninggalkannya. Dua malaikat mendatangi si mayit di dalam kuburnya. Kedua malaikat itu membuatnya terduduk dan menanyainya dengan pertanyaan berikut ini: “Apakah yang engkau ketahui perihal Muhammad (SAW)?” Orang yang sungguh-sunguh beriman menjawab, “Saya bersaksi bahwa beliau adalah hamba Allah SWT yang taat dan Rasul (utusan)-Nya yang benar.” Para malaikat itu kemudian berkata, “Jika kamu tidak beriman, tempatmu pastilah didalam neraka. Sekarang, lihatlah olehmu neraka itu. Dan Allah SWT telah menggantinya dengan surga firdaus dan lihatlah juga olehmu surga itu sekarang.”
Orang-orang munafik dan orang-orang kafir pun akan diberi pertanyaan yang sama, “Apakah yang kamu ketahui tentang Muhammad SAW?” Mereka menjawab, “Tidak ada satupun yang aku ketahui, dulu aku hanya mengatakan apa yang dikatakan orang-orang.” Para malaikat akan mengatakan kepadanya, “Tidakkah kamu pernah mencoba untuk mengenalnya atau pernahkah kamu ikuti orang-orang yang beriman?” Dan para malaikatpun memukulnya dengan batang besi panas. Orang kafir itupun menangis kesakitan dengan sekencang-kencangnya, semua yang berada di alam raya, kecuali jin dan manusia, akan mendengar ratap-tangisnya. (Bukhari dan Muslim)

Asma bin Abu Bakar RA meriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad SAW menasehati umat dan menjelaskan perihal siksa kubur. Ketika beliau menjelaskan hal ini, semua orang beriman mulai menangis dengan kerasnya, sehingga terciptalah suasana seperti berbaurnya beraneka-ragam ratap-tangis. (Bukhari)
Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW melantunkan do’a berikut ini seperti halnya beliau membaca ayat-ayat dari Al-Qur’an: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan dan pertolonganmu dari siksa neraka, dari siksa kubur, dari ujian semasa hidup dan ketika mati, dan dari godaan yang berhubungan dengan dajjal.” (Muslim)
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Membaca Surat Al-Mulk sebagai sebuah kebiasaan rutin akan menyelamatkan seseorang dari siksa kubur.” (Tirmidzi)
Saya berdoa kepada Allah SWT memohon perlindungan dan pertolongan-Nya, bagi saya dan para pembaca maupun penyimak artikel ringkas ini, dari siksa neraka, siksa kubur, dan dari ujian yang terkait dengan Dajjal. Amiin.

Sunday, February 7, 2010

QIYAMUL LAIL

Qiyamul Lail (Shalat Malam)
Allah Ta’aala berfirman:
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)."
(QS. Azd-Dzariyaat: 17-18)
Ayat ini berkaitan dengan sifat orang-orang muhsinin (yang baik).
Ibn `Abbas -Radhiallahu ‘Anhuma mengatakan: “Tiadalah berlalu malam bagi mereka melainkan pasti mereka mengambil sebahagiannya (untuk shalat malam).”
Allah Ta’aala berfirman pula tentang sifat ibadur-Rahman: " Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Shalat malam)."
(QS. Al-Furqan: 64)

Allah Ta’aala berfirman:
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (untuk shalat malam), sedang mereka berdo´a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. As-Sajdah: 16-17)
Tatkala mereka menyembunyikan amal ibadah mereka dan tertutup oleh kegelapan malam maka Allah-pun menyembunyikan pahala bagi mereka.
Rasulullah -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda:
“Shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
(HR. Muslim dan lain-lain).
Dalam hadits yang lain disebutkan kepada Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam seseorang yang tidur sepanjang malam sampai subuh lalu baginda -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda:
“Dia adalah seorang yang kedua telinganya dikencingi Syaitan.”
(HR. Bukhari - Muslim)
Rasulullah -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula: “Syaitan membuat tiga ikatan di tengkuk salah seorang daripada kamu ketika dia tidur. Ia pukulkan pada tiap ikatan itu ucapan “Malam masih panjang, tidur lagi sajalah!” Jika ia bangun dan berzdikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan. Jika dilanjutkan dengan berwudhu , terurailah ikatan yang kedua. Dan jika ia shalat, maka lepaslah ikatan yang ketiga. Maka pagi harinyapun ia bersemangat dan baik keadaan jiwanya. Sebaliknya jika tidak, iapun jadi malas dan buruk keadaan jiwanya.”
(HR. Bukhari - Muslim)
Rasulullah -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula: “Kedudukan Rabb (Allah) yang paling dekat dengan hambanya adalah dipenghujung malam, jika anda mampu untuk berzikir kepada Allah pada saat itu maka lakukanlah.”
(HR. At-Tirmidzi, Ibn Huzaimah dll dengan sanad shahih)
Baginda -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula:
“Rabb (Tuhan) kami yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun kelangit dunia tiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir seraya berkata: “Siapa berdo´a kepada-Ku pasti Aku kabulkan, siapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri dan siapa memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni ia.”
(HR. Bukhari - Muslim)
Baginda -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula:
“Pintu-pintu langit dibuka pada pertengahan malam lalu penyeru-pun menyeru: “Apakah ada orang berdo´a, pasti dikabulkan do´anya. Apakah ada orang meminta, pasti diberi permintaannya. Dan apakah ada orang yang banyak masalah, pasti dihilangkan darinya. Maka tidaklah seorang muslim pun yang berdo´a saat itu melainkan pasti Allah mengabulkannya kecuali zaniah (pelacur yang belum bertaubat) dan `Asysyaar (Seorang yang mengambil harta manusia dengan cara bathil).”
(Hadits shahih diriwayatkan at-Tabrani)
Dari ‘Aisyah -Radhiallahu ‘Anha berkata: “Bahwasannya Rasulullah -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam shalat malam sampai pecah-pecah (bengkak) kedua kakinya, lalu akupun berkata kepada Baginda: “Mengapa anda lakukan ini wahai Rasulullah, padahal telah diampuni dosa anda yang lalu dan yang akan datang?” Baginda -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Tidakkah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur”.
(HR. Bukhari - Muslim)
Bahwasannya sahabat ‘Abdullah Ibn Mas´ud -Radhiallahu ‘Anhu apabila telah datang malam dan semua mata telah terlelap beliau bangun dan terdengarlah dengungan suaranya seperti dengungan lebah, sampai menjelang subuh.
Al-Hasan al-Bashri -Rahimahullah ditanya: “Mengapa orang-orang yang rajin bertahajjud itu wajah mereka berseri-seri?” beliau menjawab: “Sebab mereka menyendiri bersama ar-Rahman, lalu Dia pakaikan pada mereka seberkas cahaya dari cahaya-Nya.”
Al Hasan -Rahimahullah berujar: “Seseroang melakukan suatu dosa, maka iapun terhalang dari qiyamullail.”
Seseorang bertanya kepada orang shaleh, Aku tidak dapat bangun malam. Tunjukkan padaku obatnya! Orang shaleh itupun menjawab: “Janganlah kamu bermaksiat kepada-Nya (Allah) disiang hari, pasti Dia akan membangunkanmu di malam hari.”
Sufyan Ats-Tsawri -Rahimahullah bercerita aku benar-benar terhalang daripada qiyamullail selama lima bulan gara-gara satu dosa yang aku lakukan.
Abu Sulaiman -Rahimahullah bertutur: “Kelazatan malam yang dirasakan oleh orang yang rajin shalat malam itu lebih besar daripada kelazatan lahwun (perbuatan sia-sia) yang dirasakan oleh ahlinya. Sungguh jika tidak ada malam aku tidak ingin berlama-lama tinggal didunia ini.”
Ibn al-Munkadir -Rahimahullah berujar: “Kelazatan dunia ini hanya tiga perkara: qiyamul lail, berjumpa dengan ikhwan (teman-teman yang shaleh), dan shalat berjama´ah.”