Friday, May 29, 2009

BERLINDUNG DARI FITNAH
Berlindung kepada Allah, khususnya pada masa-masa fitnah sedang tersebar dan bermaharajalela merupakan sebuah keharusan dan hal yang amat penting. Dan itu merupakan jalan yang paling tepat untuk terlepas dari kejahatan fitnah-fitnah itu, baik yang besar atau pun yang kecil. Jika seseorang memperhatikan berbagai macam fitnah, seperti fitnah kehidupan dunia dengan ikutan nafsu dan syahwatnya; Fitnah kematian, penghimpunan manusia di padang Mahsyar, serta huru-hara Akhirat; Fitnah kekacauan, pembunuhan dan peperangan; Fitnah tersekatnya suara kebenaran dan merebaknya kebatilan; Fitnah ujub, besar kepala dan sebagainya, maka sungguh akan terdetiklah hati untuk menyelamatkan diri darinya dan mendorong untuk berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala, minta keselamatan dan terbebas dari segala keburukannya. Fitnah Dunia Fitnah dunia beserta isinya, berupa permainan, kesenangan dan syahwat mengharuskan kita untuk selalu berlindung kepada Allah dari keburukannya. Merupakan fitnah dunia yang sangat besar bagi seorang laki-laki adalah fitnah (ujian/godaan) wanita. Oleh karena itu Nabi Yusuf ’alaihis salam tatkala khuatir terhadap fitnah wanita, beliau mengatakan, “Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka)dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh". (QS. 12:33) Harta benda juga merupakan fitnah yang harus dimintakan perlindungan kepada Allah dari keburukannya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan dari jahatnya fitnah kekayaan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis shahih tatkala berlindung dari berbagai fitnah dunia, salah satunya adalah, "Dan (aku berlindung) dari buruknya fitnah kekayaan." (HR. al-Bukhari, merupakan sebuah penggalan hadis) Keluarga dan anak-anak juga merupakan fitnah dunia sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. 64:14-15) Oleh karena itu seorang hamba harus memohon kepada Allah agar menjadikan keluarga dan anak cucunya sebagai qurrata ain, penyejuk hati dan pembawa kebaikan. Seorang muslim sadar bahwa keluarga dan anak-anak adalah merupakan fitnah dan ujian hidup. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. 25:74) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengajarkan do’a, "Dan aku berlindung kepada-Mu dari (keburukan) fitnah hidup." Fitnah Syaitan Syaitan adalah fitnah bagi manusia. Dia selalu menghiasi keburukan sehingga tampak indah dan baik, agar manusia tertipu dan tersesat. Fitnah syaitan termasuk sangat besar. Ia selalu menggoda manusia dan mendampingi semenjak lahir hingga menjelang kematiannya. Maka Allah subhanahu wata’ala menganjur kan agar kita berlindung kepada-Nya dari segala gangguan syaitan, sebagaimana dalam firman-Nya, “Dan katakanlah,“Ya Rabbku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Rabbku, dari kedatangan mereka kepadaku". (QS. 23:97-98) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa do’a dan zikir kepada Allah merupakan senjata ampuh bagi seorang muslim untuk menghadapi gangguan syaitan. Diriwayatkan dari Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya, "Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dan petang (doa), "Dengan menyebut Nama Allah, yang dengan menyebut-Nya maka tidak berbahaya segala sesuatu yang berada di bumi dan di langit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dia ucapkan) sebanyak tiga kali maka tidak akan membahayakannya segala suatu apapun." (HR.Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dan sanadnya hasan) Dan tatkala Abu Bakarradhiyallahu ‘anhu, meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengajar kan sebuah kalimat (doa) yang diucapkan ketika pagi dan petang hari, maka di antara yang diajarkan oleh badinda adalah berlindung kepada Allah dari syaitan dan sekutunya. Baginda bersabda, "Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku dan kejahatan syaitan beserta sekutunya." (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ahmad dan al-Hakim, dishahihkan oleh adz-Dzahabi) Fitnah Akhirat Fitnah akhirat dimulai sejak seseorang masuk ke alam kubur hingga datangnya hari Kiamat dengan kedahsyatannya. Semua itu harus dimohonkan perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala agar kita selamat dari malapetaka nya, dan dengan keutamaan serta rahmat-Nya kita dimasukkan ke dalam surga. Termasuk fitnah akhirat yang besar adalah fitnah kubur, yaitu pertanyaan di kubur terhadap seorang hamba tentang siapa Rabbnya, apa agamanya, siapa Nabinya dan seterusnya. Jika dia seorang yang istiqamah di atas agama Allah maka akan selamat dan dapat berbicara serta menjawab sesuai yang diredhai Allah subhanahu wata’ala. Jika dia mempermainkankan agama dan zalim maka akan mendapatkan kerugian dan mengucapkan kalimat kekufuran, kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Oleh karena itu dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari adzab kubur. Fitnah al-Masih ad-Dajjal Fitnah dajjal adalah termasuk fitnah terbesar yang akan dialami manusia menjelang hari Kiamat, dan dia merupakan salah satu tanda akan terjadinya Kiamat Kubra (kiamat besar). Tentang bila akan munculnya dajjal, maka tidak seorang pun mengetahuinya, yang penting adalah bahwa seseorang tidak akan dapat selamat dari fitnah dajjal kecuali atas perlindungan Allah subhanahu wata’ala. Sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepada-Nya dari fitnah dajjal tersebut. Dalam sebuah hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya, "Barang siapa yang membaca sepuluh ayat pertama dari surat al-Kahfi maka akan dijaga dari dajjal." Dan di dalam riwayat yang lain disebutkan, "Barang siapa yang membaca sepuluh ayat terakhir dari surat al-Kahfi maka akan dijaga dari dajjal." (HR. Muslim) Fitnah Jahannam Merupakan salah satu fitnah akhirat adalah fitnah adzab Jahannam. Semoga Allah menjaga kita darinya. Oleh karena itu Allah subhanahu wata’ala menganjurkan kepada kita untuk berlindung dari adzab Jahannam tersebut, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala tatkala menyebutkan di antara sifat hamba Allah, yang artinya “Dan orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasan yang kekal". Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. 25:65-66) Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahawa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari adzab Jahannam Fitnah Orang Kafir Salah satu fitnah yang dihadapi oleh orang mukmin di setiap tempat dan waktu adalah permusuhan orang-orang kafir. Oleh karena itu Allah subhanahu wata’ala menyebutkan tentang orang-orang mukmin pengikut Thalut alaihissalam, tatkala menghadapi musuh mereka Jalut dan tenteranya maka mereka berlindung kepada Allah dengan berdoa, sebagaimana firman Allah, “Tatkala Jalut dan tenteranya telah nampak oleh mereka, mereka pun berdo'a, "Ya Rabb kami, isikanlah kesabaran atas diri kami, dan kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir". (QS. 2:250) Allah subhanahu wata’ala berfirman tentang kaum Nabi Musa, artinya, “Berkata Musa, "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri". Lalu mereka berkata, "Kepada Allah-lah kami bertawakal! Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir". (QS. 10:84-86) Allah subhanahu wata’ala juga menyebutkan tentang Nabi Ibrahim dan kaumnya yang berd’oa kepada Allah, "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami Ya Rabb kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. 60:5) Disebutkan dalam sebuah hadits shahih dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu dia berkata, "Ketika terjadi perang Badar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat ke arah kaum musyrikin yang berjumlah seribuan orang sedangkan shahabat beliau hanya tiga ratus tiga belas orang. Maka beliau menghadap kiblat lalu menengadahkan tangan berdoa, "Ya Allah penuhilah untukku apa yang Kau janjikan, ya Allah datangkanlah kepadaku apa yang Kau janjikan. Ya Allah jika Kamu binasakan sekelompok ahlul Islam ini, maka Engkau tidak disembah di muka bumi." Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terus-menerus berdoa dengan menengadahkan tangan, menghadap ke kiblat sehingga kain yang ada di pundaknya terjatuh. Lalu Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu datang mengambil kain itu kemudian meletakkannya kembali di pundak beliau. Dia lalu mendekat dari arah belakang Nabi dan berkata, "Wahai Nabi Allah, telah cukup permohonanmu kepada Allah, sesungguhnya Dia akan memberikan untukmu apa yang Dia janjikan kepadamu.” Maka Allah subhanahu wata’ala menurunkan ayat, “(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan tentera bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang bertutut-turut". (QS. 8:9). (HR Muslim) Amat banyak saudara kita di negara Islam yang sedang menghadapi ujian dan cobaan dari orang kafir, berada dalam penindasan kaum salibis, zionis dan kapitalis. Maka kita hendaknya senantiasa memohon kepada Allah, agar segera mengatasi musibah tersebut dengan secepatnya. Fitnah Ujub dan Bangga Diri Ujub, terpedaya dan bangga diri merupakan fitnah yang selayaknya dimintakan perlindungan kepada Allah. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. 17:37) Fitnah ini hendaknya diwaspadai khusunya oleh para aktivis dakwah, penyebar ilmu, para pejuang dan orang seumpama mereka yang banyak diperlukan oleh umat Islam di zaman ini. Hendaklah mereka hati-hati dari fitnah ini, dengan banyak berlindung dan bersandar kepada Allah subhanahu wata’ala, agar jangan menjadikan amalnya sebagaimana amal yang Dia firmankan, “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. 25:23).Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan. Sumber: “Dharuratu alluju’ ilallah ‘inda hudutsil fitan,” DR. Abdul Hamid bin Abdur Rahman al-Suhaibani

Friday, May 15, 2009

APABILA SEMUA KELUARGA BERHIMPUN

Wednesday, May 13, 2009

PEMIMPIN YANG MENIPU RAKYAT, MENDAPAT NERAKA
HURAIAN:
SAMI’TUN NABIYU YAQULU : MA MIN ‘ABDIN ISTAR ‘AHULLAHU RA’IYYATAN FALAM YAHUTHHA BINASYIHATIN ILLA LAM YAJID RAIHATAL JANNATI.
Saya mendengar Nabi s.a.w. bersabda : “Tidak ada seseorang hamba yang Allah menyuruh kepadanya memimpin segolongan rakyat, lalu dia tidak memelihara rakyatnya itu dengan jalan memimpin mereka kepada kemasylahatan dunia dan akhirat, melainkan tiadalah dia mencium bau syurga”

Al-Bukhari 93 : 8; Muslim 1 : 6; Al-Lu ‘lu-u wal Marjan 1 : 30.

Yakni: Nabi menerangkan bahawa orang yang dipilih menjadi pemimpin tetapi tidak memelihara rakyatnya dan tidak melayani keperluan-keperluan mereka dengan jujur dan ikhlas, tidak akan mencium bau syurga ( tidak masuk kedalam syurga ).

Para Ulama berkata: “Sabda Nabi, tidaklah dia dapat mencium bau syurga”, ditakwilkan dengan dua takwil.

Pertama, dengan mengertikan bahawa pemerintah yang tidak dapat mencium bau syurga itu, adalah pemerintah yang memandang bahawa dia tidak berdosa kerana tidak memelihara dan melayani rakyatnya. Kalau memandang bahawa dia berdosa dengan perbuatannya itu, tidaklah dia diharamkan dari masuk syurga.

Kedua, dengan mengertikan bahawa pemerintah itu, tidak dimasukkan kedalam syurga bersama-sama orang yang mendapat keutamaan. Bukanlah maknanya bahawa pemerintah yang demikian itu, dikekalkan dalam neraka.

Al Qadli ‘Iyadl berkata: “Hadis ini jelas memberi peringatan kepada pemerintah jangan menipu rakyat yang mereka kuasai, iaitu dengan tidak memperhatikan keperluan rakyat, tidak memperlihat dan mengingati rakyat beragama dengan agama Allah yang benar (Islam) dan tidak memelihara syariat, serta tidak membelanya, atau tidak berlaku adil terhadap rakyat. Sesungguhnya Nabi s.a.w. memperingatkan dengan hadis ini bahawa berlaku tidak jujur kepada rakyat, adalah satu dosa besar yang membinasakan lagi menjauhkan dari syurga”.

KESIMPULAN:
Hadis ini memberi pengertian, bahawa seseorang yang diserahkan kepadanya urusan rakyat, lalu dia tidak memelihara rakyatnya dengan sempurna dan tidak memperhatikan urusan-urusan rakyat yang membawa mereka kepada kebaikan dan kejayaan, tidak mendapat bau syurga. Yakni: tidak masuk kedalam syurga bersama-sama orang yang mula-mula masuk, atau sama sekali tidak dibenarkan masuk kedalam syurga jika sipemerintah itu memandang bahawa tindakannya yang demikian itu, tindakan yang halal.

Irsyadus Sarie 10 : 223; Syarah Syaheh Muslim 2 : 166, Hidayatul Barie 2 : 120.

Tuesday, May 5, 2009





Tidaklah Allah memberati suatu diri melainkan sekadar terpikul olehnya. Dia akan mendapat pahala dari apa yang dia usahakan dan akan mendapat siksa atas apa yang dia usahakan pula. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau tuntut kami di atas kealpaan kami dan kekeliruan kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan ke atas kami siksa, sebagaimana yang pernah Engkau pikulkan atas orang-orang yang sebelum kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau timpakan ke atas kami perintah yang tidak bertenaga kami dengan dia, dan maafkanlah (dosa-dosa) kami dan ampunilah kami dan kasihanilah kami; Engkau jualah Penolong kami. Maka tolonglah kami atas mengalahkan kaum yang tidak mahu percaya. (Ayat 286 : Surah al-Baqarah )

Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang. Segala puji-pujian bagi Allah, Pemelihara sekalian alam. Selawat disertai salam atas yang paling mulia di antara Rasul-rasul, Muhammad Rasul yang Amin, dan atas sekalian keluarga dan sahabat-sahabat baginda saw.

Sunday, May 3, 2009







Benarlah bahwa barang siapa yang mengembirakan saudaranya yang sedang kesusahan Allah akan mengembirakannya.Sebaliknya barang siapa yang yang membuat saudaranya susah,Allah akan menyusahkannya.

25 NASIHAT LUQMAN AL HAKIM KEPADA ANAKNYA

• Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yg dalam, banyak manusia yg karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan SAMPAN yg bernama TAKWA, ISInya ialah IMAN dan LAYARnya adalah TAWAKKAL kepada ALLAH.
• orang - orang yg sentiasa menyediakan dirinya utk menerima nasihat,maka dirinya akan mendapat penjagaan dari ALLAH. Orang yg insaf dan sedar setalah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari ALLAH juga.
• Hai anakku; orang yg merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kpd ALLAH, maka dia tawadduk kepada ALLAH, dia akan lebih dekat kepada ALLAH dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada ALLAH.
• Hai anakku; seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.
• Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.
• Dan selalulah berharap kpd ALLAH tentang sesuatu yg menyebabkan untuk tidak menderhakai ALLAH. Takutlah kpd ALLAH dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dr sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.
• Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya kerana tidak dipercayai orang dan seorang yg telah rosak akhlaknya akan sentiasa banyak melamunkan hal hal yg tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dr tempatnya semula itu lebih mudah drpd memberi pengertian kpd orang yg tidak mahu mengerti.
• Hai anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengankat batu besar dan besi yg amat berat, tetapi akan lebih lagi drpd semua itu,adalah bilamana engkau mempunyai tetangga (jiran) yg jahat.
• Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yg tidak cerdik sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.
• Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yg berbahaya.
• Hai anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan, pilihlah utk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.
• janganlah engkau makan sampai kenyang yg berlebihan, kerana sesungguhnya makan yg terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kpd anjing sahaja.
• Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan sahaja kerana manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.
• Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yg takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulamak dengan cara meminta nasihat dari mereka.
• Hai anakku; bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yg mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mahu menambahkannya.
• Hai anakku; bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka ujilahterlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu,maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah.
• selalulah baik tuturkata dan halus budibahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yg pernah memberikan barang yg berharga.
• Hai anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanyasebagai orang yg tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yg mengharapkan sesuatu darimu.
• Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku sebagai orang yg tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat riya’ yg akan mendatangkan cela pd dirimu.
• Hai anakku; janganlah engkau condong kpd urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan olah dunia saja kerana engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.
• Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata
kata yg busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.
• Hai anakku; janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan kerana sesuatu yg menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yg pasti, janganlah engkau bertanya sesuatun yang tidak ada guna bagimu, janganlah mensia-siakan hartamu.
• Barang sesiapa yg penyayang tentu akan disayangi, sesiapa yg pendiam akan selamat daripada berkata yg mengandungi racun, dan sesiapa yg tidak dapat menahan lidahnya dr berkata kotor tentu akan menyesal.
• Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yg alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya kerana sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata katanya bagaikan tanah yg subur lalu disirami air hujan.
• Hai anakku; ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja, dan nafkahkanlah yg selebihnya untuk bekalan akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah kerana nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain.Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yg engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau bertemankan dengan orang yg bersifat talam dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.