Sunday, February 7, 2010

QIYAMUL LAIL

Qiyamul Lail (Shalat Malam)
Allah Ta’aala berfirman:
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)."
(QS. Azd-Dzariyaat: 17-18)
Ayat ini berkaitan dengan sifat orang-orang muhsinin (yang baik).
Ibn `Abbas -Radhiallahu ‘Anhuma mengatakan: “Tiadalah berlalu malam bagi mereka melainkan pasti mereka mengambil sebahagiannya (untuk shalat malam).”
Allah Ta’aala berfirman pula tentang sifat ibadur-Rahman: " Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Shalat malam)."
(QS. Al-Furqan: 64)

Allah Ta’aala berfirman:
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (untuk shalat malam), sedang mereka berdo´a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. As-Sajdah: 16-17)
Tatkala mereka menyembunyikan amal ibadah mereka dan tertutup oleh kegelapan malam maka Allah-pun menyembunyikan pahala bagi mereka.
Rasulullah -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda:
“Shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
(HR. Muslim dan lain-lain).
Dalam hadits yang lain disebutkan kepada Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam seseorang yang tidur sepanjang malam sampai subuh lalu baginda -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda:
“Dia adalah seorang yang kedua telinganya dikencingi Syaitan.”
(HR. Bukhari - Muslim)
Rasulullah -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula: “Syaitan membuat tiga ikatan di tengkuk salah seorang daripada kamu ketika dia tidur. Ia pukulkan pada tiap ikatan itu ucapan “Malam masih panjang, tidur lagi sajalah!” Jika ia bangun dan berzdikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan. Jika dilanjutkan dengan berwudhu , terurailah ikatan yang kedua. Dan jika ia shalat, maka lepaslah ikatan yang ketiga. Maka pagi harinyapun ia bersemangat dan baik keadaan jiwanya. Sebaliknya jika tidak, iapun jadi malas dan buruk keadaan jiwanya.”
(HR. Bukhari - Muslim)
Rasulullah -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula: “Kedudukan Rabb (Allah) yang paling dekat dengan hambanya adalah dipenghujung malam, jika anda mampu untuk berzikir kepada Allah pada saat itu maka lakukanlah.”
(HR. At-Tirmidzi, Ibn Huzaimah dll dengan sanad shahih)
Baginda -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula:
“Rabb (Tuhan) kami yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun kelangit dunia tiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir seraya berkata: “Siapa berdo´a kepada-Ku pasti Aku kabulkan, siapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri dan siapa memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni ia.”
(HR. Bukhari - Muslim)
Baginda -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula:
“Pintu-pintu langit dibuka pada pertengahan malam lalu penyeru-pun menyeru: “Apakah ada orang berdo´a, pasti dikabulkan do´anya. Apakah ada orang meminta, pasti diberi permintaannya. Dan apakah ada orang yang banyak masalah, pasti dihilangkan darinya. Maka tidaklah seorang muslim pun yang berdo´a saat itu melainkan pasti Allah mengabulkannya kecuali zaniah (pelacur yang belum bertaubat) dan `Asysyaar (Seorang yang mengambil harta manusia dengan cara bathil).”
(Hadits shahih diriwayatkan at-Tabrani)
Dari ‘Aisyah -Radhiallahu ‘Anha berkata: “Bahwasannya Rasulullah -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam shalat malam sampai pecah-pecah (bengkak) kedua kakinya, lalu akupun berkata kepada Baginda: “Mengapa anda lakukan ini wahai Rasulullah, padahal telah diampuni dosa anda yang lalu dan yang akan datang?” Baginda -Shallallaahu ‘ Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Tidakkah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur”.
(HR. Bukhari - Muslim)
Bahwasannya sahabat ‘Abdullah Ibn Mas´ud -Radhiallahu ‘Anhu apabila telah datang malam dan semua mata telah terlelap beliau bangun dan terdengarlah dengungan suaranya seperti dengungan lebah, sampai menjelang subuh.
Al-Hasan al-Bashri -Rahimahullah ditanya: “Mengapa orang-orang yang rajin bertahajjud itu wajah mereka berseri-seri?” beliau menjawab: “Sebab mereka menyendiri bersama ar-Rahman, lalu Dia pakaikan pada mereka seberkas cahaya dari cahaya-Nya.”
Al Hasan -Rahimahullah berujar: “Seseroang melakukan suatu dosa, maka iapun terhalang dari qiyamullail.”
Seseorang bertanya kepada orang shaleh, Aku tidak dapat bangun malam. Tunjukkan padaku obatnya! Orang shaleh itupun menjawab: “Janganlah kamu bermaksiat kepada-Nya (Allah) disiang hari, pasti Dia akan membangunkanmu di malam hari.”
Sufyan Ats-Tsawri -Rahimahullah bercerita aku benar-benar terhalang daripada qiyamullail selama lima bulan gara-gara satu dosa yang aku lakukan.
Abu Sulaiman -Rahimahullah bertutur: “Kelazatan malam yang dirasakan oleh orang yang rajin shalat malam itu lebih besar daripada kelazatan lahwun (perbuatan sia-sia) yang dirasakan oleh ahlinya. Sungguh jika tidak ada malam aku tidak ingin berlama-lama tinggal didunia ini.”
Ibn al-Munkadir -Rahimahullah berujar: “Kelazatan dunia ini hanya tiga perkara: qiyamul lail, berjumpa dengan ikhwan (teman-teman yang shaleh), dan shalat berjama´ah.”

No comments:

Post a Comment