Wednesday, December 23, 2009

Kisah Qaarun yang kaya-raya

Firman Allah :
“Sesungguhnya Qaarun adalah ia dari kaum Nabi Musa, kemudian ia berlaku sombong dan zalim terhadap mereka; dan Kami telah mengurniakannya dari berbagai jenis kekayaan yang anak-anak kuncinya menjadi beban yang sungguh berat untuk dipikul oleh sebilangan orang yang kuat sasa. (Ia berlaku sombong) tatkala kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah engkau bermegah-megah (dengan kekayaanmu), sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang bermegah-megah” (seperti lagakmu itu).
Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang telah dikurniakan Allah kepadamu akan pahala dan kebahagiaan hari akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu (keperluan dan bekalanmu) dari dunia ; dan berbuat baiklah (kepada hamba-hamba Allah) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu (dengan pemberian ni’mat-Nya yang melimpah-limpah); dan janganlah engkau melakukan kerosakan di muka bumi; sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berbuat kerosakan”.
Qaarun menjawap (dengan sombongnya): “Aku diberikan harta kekayaan ini hanyalah disebabkan pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku” (Kalaulah Qaarun bijak pandai) tidakkah ia mengetahui dan pandai memahami, bahawa Allah telah membinasakan sebelumnya, dari umat-umat yang telah lalu, orang-orang yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta kekayaan? dan (ingatlah) orang-orang yang berdosa (apabila mereka diseksa) tidak lagi ditanya tentang dosa-dosa mereka, (kerana Allah sedia mengetahuinya)
Kemudian Qaarun keluar kepada kaumnya dengan memakai perhiasannya. (Pada sa’at itu) berkatalah orang-orang yang semata-mata inginkan kesenangan kehidupan dunia: “Alangkah baiknya kalau kita ada kekayaan seperti yang didapati oleh Qaarun! Sesungguhnya dia adalah seorang yang bernasib baik”.
Dan berkata pula orang-orang yang diberi ilmu (diantara mereka): “Janganlah kamu berkata demikian, pahala dari Allah lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal salih; dan tidak akan dapat menerima (pahala yang demikian) itu melainkan orang-orang yang sabar”. (Ya’ni yang sabar dalam mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya)
Lalu Kami timbuskan dia bersama-sama dengan rumahnya di dalam tanah, maka tidaklah ia mendapat sebarang golongan yang boleh menolongnya dari azab Allah, dan ia pula tidak dapat menolong dirinya sendiri.
Dan orang-orang yang pada masa dahulu bercita-cita mendapat kekayaan seperti Qaarun – mulai sedar sambil berkata: “Wah! Sesungguhnya Allah memewahkan rezeki bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hambaNya, dan Dialah juga yang menyempitkannya. Kalau tidak kerana Allah memberi pertolongan kepada kita tentulah kita akan dibinasakan dengan tertimbus di dalam tanah (seperti Qaarun). Aduhai! Sesungguhnya orang-orang yang kufurkan ni’mat Allah itu tidak akan berjaya!” ( Ya’ni kekayaan dan kemiskinan adalah menurut ketetapan Allah dan hikmat kebijaksanaanNya. Sebenarnya kemewahan yang diperolehi seseorang itu tidaklah menjadi alamat bahawa ia diredhai Allah; demikian juga kemiskinan yang menimpa seseorang, tidak menjadi alamat bahawa ia dimurkai Allah)
(Al-Qasas, 76-82)

No comments:

Post a Comment